BLEACH 501 : HEAR. FEAR. HERE. - Byakuya lost!! will he die??
**********
SEBUAH SANGKAR YANG KOKOH... SAAT-SAAT KRITIS ICHIGO...
Terlihat Ichigo dengan nafas yang terengah-engah karena sejak tadi teus saja berusaha untuk menghancurkan sangkar yang mengurungnya.
“Hh... hh... Sial!” umpatnya saat lagi-lagi usahanya gagal.
“Bahkan Gekka... Bahkan Gekka Tenshou tidak berfungsi!” teriaknya frustasi.
BZZZZ...
Ichigo tersentak saat merasakan getaran dari ponsel yang dibawanya.
: : Pusat Penelitian dan Pengembangan : : memanggil : :
: : Kisuke Urahara : : terputus : :
“Urahara-san...!?” tanya Ichigo bingung. “Apa!? Apa yang terjadi!?” tanyanya sekali lagi. Namun tetap tidak ada jawaban.
“Sial! Ini tidak bekerja!! Apa yang terjadi, Urahara-san!?” teriak Ichigo frustasi.
“Sial! Sial!” umpatnya berkali-kali. Hampir putus asa karena tak bisa keluar dari kurungan yang dibuat oleh Opie.
-kembali ke Soul Society-
: : Sebuah Tebasan Penukaran : :
Tetesan darah terlihat begitu serangan dari As Nodt berhasil mengenai bahu kanan Kuchiki Byakuya.
“Kapten!” seru Renji berniat menghampiri Byakuya.
“Jangan mendekat!!” kata Byakuya yang langsung membuat Renji menghentikan langkahnya.
“Adalah hal yang bodoh jika kita menyerang musuh yang kekuatannya belum kita ketahui secara bersama-sama... Perhatikan pertarunganku dan cobalah untuk memahami kemampuannya,” lanjut kapten divisi 6 itu.
“Lalu... Aku akan menjadi orang yang menyerangnya!” seru Renji.
“Baiklah... Aku tidak berpikir kalau kau cukup pandai untuk membuatnya mengeluarkan kekuatannya,” kata Byakuya santai.
“Ugh... itu... mungkin itu benar.”
“Aku akan melakukan ini secepatnya... Tetap disana dan perhatikan!”
‘Ini aneh...’ batin Byakuya. Sementara As Nodt masih berjalan dengan tenang kearahnya.
‘Kenapa lenganku rasanya seperti membeku?’
‘Apakah tanduk-tanduk cahaya yang digunakan oleh musuh itu... mengandung racun atau semacamnya?’
“Apa kau menyadarinya?” tanya As Nodt yang semakin memperpendek jaraknya dengan Byakuya.
“Apa kau berpikir kalau itu adalah racun?” Byakuya masih terdiam mendengar pertanyaan lawannya barusan.
“Bukan... Itu adalah... Sesuatu yang hilang darimu sejak lama sekali...” kata As Nodt menjawab pertanyaannya sendiri.
“Cobalah untuk mengingatnya... Kau menjadi seorang kapten. Kau menjadi kuat. Kau bisa melampaui kemampuan musuh-musuhmu... Jadi kau melupakannya cukup lama...,” kaat As Nodt panjang lebar.
“Perasaan... yang paling penting untuk kehidupan seseorang... rasa takut.” Kata-kata As Nodt barusan membuat Byakuya tercengang.
“Kapten... takut...” gumam Renji tidak percaya.
“Kau kapten yang hebat... kau melawan dengan baik...” As Nodt kembali melanjutkan kalimatnya.
“Rata-rata shinigami akan mulai berteriak dalam ketakutan... dan menjadi gila saat pertama terkena panahku... Mereka akan mati, hati mereka tidak bisa melawannya.”
“Satu serangan dari panahku, akan mengembalikan semua rasa takut... Sekarang... Jika aku melangkah mendekati musuh. Sesuatu yang membawa kematian mungkin terjadi... Jika aku mengambil pedangku... jika aku mengeluarkannya... Jika aku menaikkannya... Jika aku menurunkannya... Musuh berbicara padaku... Sementara mereka menyiapkan beberapa jabakan... Jika aku menggerakkan jari tanganku... Jika aku menggerakkan mataku... Jika aku menarik nafas... Semuuanya terlihat mencurigakan... Aku tidak bisa berpikir dengan benar.”
“Tapi entah bagaimana perlawananmu dengan hanya menggunakan kemauanmu...” As Nodt masih saja terus berbicara, mengabaikan Byakuya yang sudah bersiap untuk menyerangnya.
“Mengejutkan,” katnya. “Tapi ini hanya mengejutkan. Itu tidak sama dengan rasa takut. Inti dari jantungmu sudah...” Byakuya kembali mengayunkan pedangnya namun As Nodt dengan mudah dapat menghindarinya. “...menangkap dirimu takut padaku.”
‘Takut?’ batin Byakuya. ‘Jangan bodoh.’
‘Tidak ada pertempuran tanpa ketakutan.’
‘Aku selalu bisa mengatasinya walaupun di ambang kematian.’
‘Aku tidak pernah menahan rasa takutku. Aku sudah menerima semua rasa ketakutanku selama pertempuran.’ Entah kenapa tiba-tiba bayangan akan wajah adiknya, Kuchiki Rukia, terlintas dalam ingatannya.
‘Menambah kekuatan untuk menakhlukkannya dan melangkah kedepan.’
‘Ketakutan hanyalah...’ wajah manis itu terbayang dalam pikiran Byakuya, namun tiba-tiba wajah cantik terrsebut menjadi begitu mengerikan. Dengan wajah yang mengelupas beserta tengkorak yang terlihat dan bola mata yang terlepas.
Byakuya membelalakkan matanya. Seketika konsentrasinya terbuyarkan dan membuatnya tidak bisa menghindari serangan dari lawannya.
“Kau tidak akan bisa bergerak,” kata As Nodt.
“Ketakutan bisa diatasi. Inilah yang cenderung dipercaya oleh petarung berpengalaman. ‘Takut dengan suatu alasan adalah benar,’ Kau bisa menghentikannya dengan pengalaman maupun kemauanmu. Jika kau tahu penyebabnya, kau bisa menghapus dan memilah alasannya. Tapi ketakutan yang sebenarnya adalah tanpa sebab. Karena itu bukanlah perasaan, tapi insting. Takut yang sebenarnya... tidak mempunyai sebab dan batas, seperti segerombolan serangga yang merayapi tubuhmu.”
“Kita tidak bisa... lari dari insting kita.”
“Uh...” Byakuya kembali mengayunkan pedangnya untuk menebas lawan dihadapannya. Dengan mudah As Nodt menghindar dan kembali mengeluarkan sebuah piringan logam seperti sebelumnya.
.
.
Helaian kelopak bunga sakura melayang ke arah seorang gadis shinigami yang tengah memegang erat zanpakutou-nya.
Matanya membelalak melihat adanya kelopak bunga sakura yang datang tiba-tiba.
“...Kakak...?”
.
.
: : : Selamat Tinggal : : :
Terlihat Byakuya yang tidak bisa lagi menghindari serangan As Nodt dan membuatnya jatuh dengan darah yang keluar dari luka di sekujur tubuhnya....
BLEACH 501 END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar